JURNALFAKTUALNEWS.COM | NGAWI, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melaksanakan Sosialisasi Kegiatan Pengawasan Penggunaan Sarana Pertanian Sub Kegiatan Pengawasan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian sesuai dengan Komoditas, Teknologi dan Spesifik Lokasi. Kegiatan ini merupakan amanah dari PMK No. 215/PMK.07/2021 tanggal 31 Desember 2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dalam pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku kegiatan Dukungan Sarana dan Prasarana Usaha Tani Tembakau TA 2023. Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang latar belakang, maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut. Di samping itu dilakukan pembinaan kepada petani tembakau untuk bisa lebih meningkatkan produktivitas tanaman tembakau dan peningkatan mutu hasil tembakaunya. Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 27 – 28 April 2023 di Aula Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.
Sosialisasi Kegiatan Pengawasan Penggunaan Sarana Pertanian ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ibu Ir. Eka Sri Rahayu, M.Si, Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Hendro Budi Suryawan, SP, M.M, dan menghadirkan Ketua dan Pengurus APTI kab Ngawi selaku narasumber, yang diikuti oleh petani tembakau kabupatn Ngawi calon penerima kegiatan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada para petani tembakau untuk lebih berkomitmen dalam peningkatan areal tanam dan produktivitas tembakau di Kabupaten Ngawi. Melalui kegiatan ini pemerintah memberikan bantuan sarana budidaya tembakau berupa bibit tembakau, pupuk, dan pestisida kepada 20 kelompok tani yang telah memenuhi persyaratan teknis maupun administrasi. Namun demikian bantuan ini baru berifat stimulant kepada kelompok tani karena belum bisa memberikan pada semua petani tambakau di kabupaten Ngawi.
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menilai tanaman tembakau bisa menjadi alternatif petani kala menghadapi musim kemarau panjang. Selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karakteristik tembakau yang tidak membutuhkan banyak air, menjadi keunggulan tanaman tersebut dan para petani tembakau. Kalau musim kemarau tidak bisa tanam apa-apa, tembakau bisa jadi alternatif ketika tanaman lain tidak bisa ditanam. Penanaman tembakau dimulai saat musim peralihan antara musim penghujan dan kemarau dan berakhir hingga masa peralihan ke musim penghujan. Selama periode tanam itu, daun tembakau dari satu tanaman tembakau bisa dipanen lima hingga tujuh kali. Apabila dikelola dengan benar dan didukung oleh cuaca yang bagus, produksi per hektar lahan rata-rata bisa mencapai lebih dari 1,5 ton.
Selain itu dengan penanaman tembakau juga dapat untuk mengatur pola tanam lahan sawah menjadi padi-padi-tembakau, sehingga dapat memutus siklus hama tanaman.
Kualitas daun tembakau akan lebih baik apabila cuaca panas atau curah hujannya rendah. Meskipun, tanaman ini juga masih membutuhkan air. Selain itu, kualitas pengeringan tembakau juga menjadi lebih bagus karena mendapatkan panas dari sinar matahari yang cukup.
Diharapkan dengan sosialisasi ini lebih memberikan motivasi untuk petani tembakau lebih meningkatkan areal tanamnya tahun ini. Karena pasar tembakau terbuka luas, dan secara analisa usaha tani ketika dikelola dengan baik, hasil dari menanam tembakau lebih besar jika dibandingkan dengan menanam padi. Diharapkan brand tembakau Karangjati akan bangkit lagi dan bisa menjadi ikon tersendiri buat komoditi perkebunan di kabupaten Ngawi.(yn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar